6 Fakta Palapa Ring, Dukung Sinyal Merata & Konektivitas Digital

6 Fakta Palapa Ring, Dukung Sinyal Merata & Konektivitas Digital



Jakarta

Pemanfaatan jaringan Palapa Ring terus digeber oleh pemerintah Indonesia. Proyek tersebut ini kini telah rampung dan siap mendukung konektivitas digital dengan menghadirkan internal dan sinyal merata hingga ke pelosok Indonesia.

Lantas apa sebenarnya Palapa Ring dan bisa apa tol langit tersebut?

1. Apa Itu Palapa Ring?

Palapa Ring adalah proyek infrastruktur jaringan tulang punggung yang dibangun oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Proyek ini berupa pembangunan jaringan serat optik pita lebar sepanjang 12.148 kilometer. Kehadirannya melayani konektivitas digital di 57 kabupaten/kota di RI, baik lewat dasar laut maupun daratan.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nama Palapa Ring diambil dari Sumpah Palapa. Membawa semangat sumpah Patih Gadjah Mada, BAKTI Kominfo ingin menyatukan Nusantara lewat infrastruktur komunikasi. Sementara kata ‘Ring’ diambil dari bentuk cincin yang bulat dengan makna persatuan seluruh elemen.

2. Sejarah Panjang Palapa Ring

Berdasarkan keterangan di laman resmi Kominfo, proyek Palapa Ring sempat muncul di tahun 2007. Namun pada saat itu terdapat kendala yang membuat pembangunannya sempat mangkrak dan terbengkalai selama hampir 1 dekade. Barulah di tahun 2015 pemerintah melalui Kominfo kembali memulai tender Palapa Ring Jilid II yang terbagi menjadi 3 yaitu Paket Barat, Paket Tengah, dan Paket Timur.

Diketahui masing-masing paket dikelola oleh Badan Usaha Pelaksana (BUP). Untuk Palapa Ring Paket Barat dikelola oleh PT Palapa Ring Barat bentukan Konsorsium Mora Telematika Indonesia-Ketrosden Triasmitra selaku pemenang lelang proyek. Selanjutnya Palapa Ring Tengah dikembangkan oleh PT LEN Telekomunikasi Indonesia (konsorsium Pandawa Lima), dan Palapa Ring Timur yang dikelola PT Palapa Timur Telematika (PTT).

Adapun ide awal jaringan Palapa Ring terinspirasi dari Nusantara 21. Ini adalah proyek awal pemerintah pada tahun 1998, tapi terkendala krisis ekonomi yang melanda Indonesia.

3. Jangkauan

Kehadiran Palapa Ring satukan Nusantara lewat penyediaan akses internet murah dan sinyal merataKehadiran Palapa Ring satukan Nusantara lewat penyediaan akses internet murah dan sinyal merata Foto: Shutterstock

Pembangunan jaringan Palapa Ring menjangkau 57 kabupaten/kota di wilayah terpencil dengan kontur geografis yang sulit. Hal ini mengingat tujuan utama proyek yaitu untuk menyatukan negeri dan menghapus kesenjangan digital, khususnya di daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal).

Untuk Palapa Ring Paket Barat menjangkau wilayah Sumatera, Kepulauan Riau, hingga Kalimantan Barat. Lalu Paket Tengah meliputi wilayah Kalimantan Timur, Sulawesi, dan Maluku Utara (sampai dengan Kepulauan Sangihe-Talaud). Sedangkan Paket Timur mencakup wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Dengan ketersediaan infrastruktur jaringan telekomunikasi berkapasitas besar yang terpadu diharapkan masyarakat dari ujung Barat hingga Timur Indonesia bisa menikmati internet berkualitas, cepat dan murah, serta sinyal merata. Sehingga ke depan mampu mendorong pertumbuhan dan pemerataan pembangunan sosial ekonomi nasional.

4. Produk Bandwidth dan Dark Fiber

Palapa Ring adalah proyek jaringan untuk mendukung penyediaan internet murah dan sinyal merataLayanan tol langit Palapa Ring wujudkan konektivitas digital di RI / Foto: Shutterstock

Melalui jaringan Palapa Ring, pemerintah menyediakan layanan penyediaan kapasitas pita lebar (bandwidth) dan kabel serat optik pasif (dark fiber).

Bandwith

Layanan sewa jaringan aktif backbone Palapa Ring dalam bentuk kapasitas bandwidth dengan minimum kapasitas yang telah ditentukan. Layanan ini berupa sirkit dedicated, menggunakan media akses kabel FO darat (inland) dan bawah laut (submarine), ataupun Radio Microwave. Untuk teknologi fiber optik pilihan satuan yang disewakan di antaranya 1 Gb, 10 Gb, STM-4, STM-16 dengan masa sewa minimum 1 tahun. Sementara teknologi microwave disewakan dalam satuan 100 Mbps dan 250 Mbps dengan masa sewa minimum 1 tahun.

Dark Fiber

Layanan sewa jaringan pasif backbone Palapa Ring (dark fiber) dalam bentuk fisik core yang belum diberi cahaya, harga Layanan dihitung berdasarkan jumlah Pair Core per kilometer (inland / submarine) per tahun. Adapun manfaatnya sewa dark fiber relatif lebih murah ketimbang harus membangun sendiri jaringan FO dengan kebutuhan bandwidth yang besar. Di samping itu, pelanggan dapat menentukan sendiri teknologi transportasi dan besaran kapasitasnya, disesuaikan dengan jenis pemanfaatan jaringan. Ditambah perangkat aktif sudah menjadi milik pelanggan.

5. Pendanaan

Pembangunan proyek ‘tol langit’ Palapa Ring menggunakan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) atau public private partnership (PPP). Pembiayaan yang diterapkan dengan skema availability payment, memungkinkan pemerintah memulai pembayaran penggantian modal yang ditanamkan investor setelah proyek beroperasi.

Skema availability payment diprakarsai oleh Kementerian Keuangan dan sumber dana berasal dari dana kontribusi Universal Service Obligation (USO) untuk operasional Palapa Ring. Dana USO merupakan dana kontribusi perusahaan telekomunikasi dengan bobot 1,25% setiap kuartalnya.

6. Realisasi Pembangunan

Palapa Ring adalah proyek jaringan untuk mendukung penyediaan internet murah dan sinyal merataPeta sebaran jaringan tol langit Palapa Ring dorong pemerataan konektivitas digital Foto: Shutterstock

Jaringan Palapa Ring melewati perjalanan panjang hingga akhirnya rampung dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2019. Proyek ini disebut akan menjadi tumpuan yang nantinya akan terintegrasi dengan jaringan milik para penyelenggara telekomunikasi.

Palapa Ring Barat

Palapa Ring Barat mulai beroperasi pada 5 tahun silam, tepatnya tanggal 2 Maret 2018. Proyek ini menghadirkan jaringan backbone di 15 titik di bagian Barat Indonesia, dengan rincian 5 kota layanan dan 7 kota interkoneksi.

Palapa Ring Barat memiliki kabel Fiber Optik sepanjang 2.119 Km, yang di antaranya 1,718 Km merupakan panjang kabel bawah laut (Submarine) dan 401 Km panjang kabel Terrestrial. Kehadirannya siap memberikan akses internet yang layak dan sinyal merata bagi warga yang tinggal di wilayah Dumai, Tarempa, Ranai, Singkawang, dan sekitarnya.

Palapa Ring Tengah

Menyusul Paket Barat, Palapa Ring Tengah mulai dioperasikan pada 21 Desember 2018. Proyek ini memiliki total panjang kabel fiber optik 3.101 Km yang tersebar di 17 kota layanan dan 10 kota interkoneksi. Dengan adanya jaringan Palapa Ring Tengah, maka semakin mendorong konektivitas digital untuk warga Kalimantan Timur, Sulawesi, hingga Kepulauan Maluku.

Palapa Ring Timur

Setelah melewati masa percobaan, Palapa Ring Paket Timur akhirnya beroperasi pada bulan Agustus 2019. Proyek yang digadang-gadang bernilai Rp 5,1 triliun ini memiliki kabel serat optik dengan panjang hingga 6.938 Km, terdiri dari 4.557 Km kabel bawah laut (Submarine) dan 2.381 Km kabel Terrestrial.

Adapun Palapa Ring Timur melayani wilayah Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua Barat hingga pedalaman Papua.

Dengan ketersediaan infrastruktur jaringan telekomunikasi terpadu dan terintegrasi, diharapkan dapat mewujudkan pemerataan konektivitas digital di Tanah Air. Selain itu juga memberikan jaminan kualitas internet yang aman dan murah, serta sinyal merata bagi warga di pelosok RI yang selama ini sulit dijangkau.

Simak Video “Jokowi Minta ‘Tol Langit’ Tersambung ke Rumah
[Gambas:Video 20detik]

(ega/ega)



Source : inet.detik.com
Alhamdulillahi Robbil Aalamiin, Allohumma Sholli Ala Rosulillah Muhammad Warhamna Jamii’a.

What do you think?

Written by admin