Jakarta –
Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) ciptakan produk asap cair sebagai langkah memberdayakan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) petani di daerah Jawa Timur. Melalui proyek Meraki Wiyata dengan produk bernama Eunoia, empat mahasiswa ini mencoba mengenalkan teknologi sebagai sebuah solusi.
Karya inovasi ini menjadi salah satu ide yang lolos dalam Youth as Researcher – Tanoto Student Research Awards (YAR-TSRA) sebuah program pengembangan potensi anak muda yang diselenggarakan Tanoto Foundation dan Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (Unesco). Program ini diikuti oleh 115 peserta dan 6 kampus mitra, salah satunya Universitas Brawijaya.
Fokus Pada Pengembangan Petani
Eunoia digagas empat orang mahasiswa UB yakni Dayrry Yozza Farraz (Teknik Elektro), Ghaitza Aqshal Maulana (Fisika), Andhika Rahmat Saputra (Teknik Elektro), Andy Firmansyah (Sistem Informasi).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dayrry Yozza Farraz yang berperan sebagai CEO Eunoia, menjelaskan produknya terdiri dari dua alat. Pertama alat pyrolysis yang menghasilkan produk asap cair sebagai pengusir hama alami.
Asap cair diketahui adalah produk hasil destilasi atau pengembunan dari uap sebuah pembakaran baik secara langsung atau tidak langsung. Uap ini banyak mengandung karbon dan senyawa-senyawa lainnya yang berasal dari bahan-bahan biomassa seperti sabut kelapa, sekam padi, daun dan ranting.
“Sistem pyrolysis ini untuk membuat asap cair yang nantinya dijadikan sebagai pestisida alami. Dengan berbagai kelebihan seperti mengurangi limbah di sekitar kebun, mengurangi dampak pencemaran lingkungan, dan harganya murah sekitar Rp 15 ribu jadi diminati petani,” ujarnya kepada detikEdu, Selasa (14/11/2023) di Pos Bloc, Jl Pos No.2, Pasar Baru, Jakarta Pusat.
Dijelaskan Yozza panggilan akrab Dayrry alat Pyrolysis ini telah diuji coba pada petani Jambu Kristal Bumiaji Sejahtera di Kota Batu, Jawa Timur. Hasilnya sang pemilik yakni Hardi mengaku alat buatan tangan mahasiswa UB ini bisa berdampak positif bagi pertanian organik.
Alat kedua dari inovasi Eunoia adalah alat Monalisa (monitoring nutrisi, level air dan suhu air). Monalisa bisa memonitor ketinggian dan kadar electric conductivity (EC) sebagai kadar nutrisi tanaman berbasis internet of things (Iot).
“Selain itu kami juga membuat alat sistem detektor untuk pertanian hidroponik. Petani bisa memantau nutrisi, suhu, ketinggian air tanaman melalui gadget kapanpun dan dimanapun bernama aplikasi bernama Blynk,”tuturnya.
Monalisa telah diujikan kepada Komunitas Petani Organik Happy Tani di kabupaten Malang, Jawa Timur. Hasilnya petani sangat merasakan manfaat dan menjadi langkah baru dalam pemanfaatan sistem otomatisasi.
Rasakan Manfaat Program Tanoto Foundation-Unesco
Yozza menjelaskan program YAR-TSRA memberikan banyak kesan baik baginya dan tim. Terutama selama prosesnya, peserta tidak difokuskan untuk bekerja sendiri tapi terus dilakukan pendampingan.
“Kami nggak fokus bekerja saja, tapi juga merencanakan apa sih yang mau dikerjakan, serta mendapat pendampingan terkait bagaimana cara memahami isu-isu di sekitar kita,” jelas Yozza.
Setelah mengetahui isu apa yang akan diangkat, peserta ikut dibantu dalam mengimplementasikan ide sesuai dengan inovasi dari poin-poin SDGs. Puncak acara adalah penyampaian kepada publik pada acara Knowledge Summit oleh Kemendikbudristek-Unesco-Tanoto Foundation, Selasa (14/11/2023).
Staf Ahli Mendikbudristek Bidang Manajemen Talenta, Tatang Muttaqin SSos MEd PhD, yang turut hadir dalam acara ini, menyatakan inovasi yang dihadirkan mahasiswa di acara ini bisa masuk ke sistem informasi talenta milik Kemendikbudristek. Inovasi yang masuk dan eligible bisa menjadi bahan untuk melamar beasiswa yang disediakan Kemendikbudristek.
“Kami (Kemendikbudristek) punya sistem informasi manajemen talenta di mana anak-anak yang bertalenta baik peneliti, inovasi, hingga olahraga masuk ke sistem untuk program keberlanjutan seperti yang disampaikan Pak Jokowi,” ungkapnya.
Terkait inovasi yang dimiliki mahasiswa, Tatang menjelaskan ini menjadi bukti bagaimana Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka bisa memberikan pengalaman yang bebas bagi mahasiswa. Terutama dalam menggabungkan skill dan pengetahuan miliknya. Kemendikbudristek menyatakan inovasi mahasiswa akan masuk dalam sistem manajemen talenta milik Kemendikbudristek.
Simak Video “Lihat Lagi Aksi SEVENTEEN di Panggung UNESCO“
[Gambas:Video 20detik]
(det/pal)
Source : www.detik.com
Alhamdulillahi Robbil Aalamiin, Allohumma Sholli Ala Rosulillah Muhammad Warhamna Jamii’a.