Jakarta –
Buraq adalah kendaraan yang digunakan Rasulullah SAW untuk melakukan perjalanan malam atau yang juga disebut dengan peristiwa Isra Mi’raj. Kendaraan ini dijelaskan dalam hadits melaju sangat cepat hingga dapat membantu Rasulullah SAW mempersingkat waktu perjalanan hanya dalam satu malam.
Secara bahasa, menurut Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum karya Furqon Syarief Hidayatullah, buraq didefinisikan sebagai kilat atau cahaya. Kata buraq tersebut disebut turunan dari beberapa kata dalam bahasa Arab.
Ada yang menyebut asal katanya dari kata al bariq yang bermakna kilauan, ada pula yang mengatakan al barq dengan arti kilat. Pendapat lainnya menyatakan kata buraq berasal dari sebuah ungkapan bahasa Arab syat barqa yang artinya domba putih bertotol hitam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, buku Isra Miraj karya Ibnu Hajar Al-Asqalani dan Jalaluddin As-Suyuti, menyebutkan kemungkinan lain dari asal kata buraq tersebut. Ahli Tafsir Ibnu Abi Hamzah mengatakan, buraq adalah istilah khusus untuk menjelaskan hewan tunggangan yang digunakan oleh Rasulullah SAW saat Isra Mi’raj.
Seperti Apa Karakteristik Buraq?
Menurut bukti-bukti riwayat hadits, buraq merupakan sejenis hewan berwarna putih yang memiliki sayap di kedua pahanya. Ukuran tubuhnya lebih besar daripada keledai, namun lebih kecil dari bighal atau kuda.
Hadits riwayat lain dari Tsa’labi juga menjelaskan karakteristik buraq yang dinukil dari Ibnu Abbas RA. Ia berkata,
“Dia (Buraq) memiliki pipi seperti pipi manusia, tubuhnya seperti tubuh kuda, kaki-kakinya seperti kaki unta, kuku serta ekornya seperti kuku dan ekor sapi betina, dan dadanya seperti sebongkah batu mulia berwarna merah,”
Kecepatan hewan ini bahkan tidak dapat dijangkau oleh akal manusia. Dikabarkan, langkah buraq saja sejauh mata memandang dalam makna denotatif. Artinya, buraq menjejakkan kaki pada setiap titik terjauh yang dilihatnya.
Abu Ya’la dan al Bazzar yang menarasikan riwayat hadits dari Ibnu Mas’ud RA menjelaskan, bila buraq menaiki bukit maka kedua kaki belakangnya terangkat. Sebaliknya, kedua kaki depannya yang terangkat bila buraq menuruni sebuah bukit.
Meski demikian, masih perlu dilakukan kajian mendalam mengenai hewan tunggangan yang memiliki sayap ini. Sebab, kecepatan bergeraknya yang dianggap melebihi kecepatan cahaya dan kilat merupakan bagian dari kebesaran Allah SWT dan bukti kemuliaan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW.
Sebagai informasi, ada situs batu yang diyakini sejumlah muslim sebagai tempat berpijaknya kaki Rasulullah SAW saat menaiki buraq. Situs tersebut bernama Al Shakhra atau batu tambatan buraq.
Situs batu ini, berdasarkan keterangan dari buku Situs-situs dalam Al Quran karya Syahruddin El-Fikri, terletak di dalam Masjid Kubah Batu atau Qubbat As Sakhrah. Sebagai salah satu masjid yang ada di Palestina dan dipercaya sebagai titik berangkatnya Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Mi’raj.
Wallahu’alam.
Simak Video “Ribuan Warga Binaan Rutan Cipinang Gelar Maulid Nabi Muhammad SAW“
[Gambas:Video 20detik]
(rah/erd)
Source : www.detik.com
Alhamdulillahi Robbil Aalamiin, Allohumma Sholli Ala Rosulillah Muhammad Warhamna Jamii’a.