Jakarta –
80 tahun yang lalu, pilot pesawat bom Gilbert Haldeen Myers dinyatakan hilang. Letnan dua itu ditembak jatuh di Sisilia, Italia. Kini, dia berhasil ditemukan menggunakan teknik forensik khusus.
Pesawat yang membawa Myers (yang saat itu berusia 27 tahun) dan lima awak Angkatan Udara AS jatuh sekitar 0,8 kilometer dari Sciacca Aerodrome pada bulan Juli 1943. Diperkirakan tidak ada awak yang selamat. Wilayah inilah yang menjadi fokus tim Pemulihan dan Identifikasi Korban Konflik (CRICC) Cranfield University. Tim CRICC yang terdiri dari 20 ahli forensik bertanggung jawab atas proses penggalian lokasi kecelakaan secara hati-hati.
“Selama operasi kami, kami secara sistematis menggali tanah, dengan cermat memeriksa setiap bagian yang mungkin merupakan tulang atau bukti lainnya,” jelas David Errickson, dosen senior arkeologi dan antropologi di Cranfield Forensic Institute, dalam sebuah pernyataan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Dalam lingkungan yang menantang seperti lokasi penggalian di Sisilia, tim kami menggunakan penyaringan basah, sebuah proses di mana material yang digali dilewatkan melalui air untuk memisahkan dan menganalisis sisa-sisa manusia dan artefak,” lanjutnya, sebagaimana dikutip dari IFL Science, Minggu (19/11/2023).
Selain sisa-sisa pesawat, tim akhirnya berhasil menggali sisa-sisa manusia. Sisa tersebut kemudian dikirim ke laboratorium DPAA. Di sini, antropolog forensik melakukan analisis DNA. Bersama dengan bukti antropologis dan bukti tidak langsung yang ditemukan oleh tim (seperti barang pribadi) menegaskan bahwa jenazah tersebut adalah milik Myers.
“Pemulihan jenazah Letnan Dua Myers tidak hanya memfasilitasi penguburan penuh penghormatan militer secara layak namun juga memungkinkan keluarga tersebut menerima barang-barang pribadi yang ditemukan. Yang paling penting, hal ini memberikan penutupan bagi keluarga mereka yang hilang atau terbunuh dalam aksi,” kata Errickson. Myers dimakamkan pada 10 November di St. Petersburg, Florida.
Lebih lanjut, ada lebih dari 72.000 personel Amerika pada Perang Dunia II yang belum ditemukan. Namun, diperkirakan 39.000 di antaranya dapat ditemukan. Kendati demikian, ada tantangan dalam hal ini.
“Terkadang penggalian seperti ini tidak menghasilkan apa-apa atau tetap ambigu,” ujar Nicholas Márquez-Grant, antropolog forensik di Cranfield Forensic Institute.
“Selain itu, keadaan juga dipengaruhi oleh penggunaan lahan pasca-insiden. Di wilayah di mana pembajakan telah terjadi atau medannya telah berubah, penemuan sering kali hanya terbatas pada bagian-bagian yang sangat kecil,” sambungnya.
Akan tetapi, meski yang ditemukan ‘hanya’ berupa fragmen-fragmen, penemuan sekecil apapun tetap bisa berujung pada sebuah kesimpulan dan bukti analisis. Dengan kata lain, bahan yang ditemukan walaupun hanya secuil tetap akan memberikan kontribusi pada proses identifikasi.
Simak Video “Kakek Umur 102 Tahun Ini Terima Tantangan Turun dari Gedung Pakai Tali“
[Gambas:Video 20detik]
(ask/fay)
Source : inet.detik.com
Alhamdulillahi Robbil Aalamiin, Allohumma Sholli Ala Rosulillah Muhammad Warhamna Jamii’a.