Jakarta –
Kesehatan jiwa masih menjadi topik yang tak dibicarakan sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik.
Indonesia saat ini mengalami darurat kesehatan jiwa. Mengacu pada data dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), sekitar 1 dari 10 orang di Indonesia mengidap gangguan mental. Dalam data yang sama, Riskesdas 2018 mengungkapkan bahwa lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun di Indonesia mengalami gangguan mental emosional. Selain itu, lebih dari 12 juta orang dalam kelompok usia yang sama mengalami depresi.
“Gangguan kesehatan jiwa tidak hanya berdampak pada penderitanya, tetapi juga pada perekonomian negara,” kata Kepala Deputi III Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Kependudukan Kemenko PMK YB Satya Sananugraha dalam Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa diinisiasi sejumlah pakar dari berbagai latar belakang, di antaranya, Nila Moeloek, Mudji Sutrisno, Semiarto Aji Purwanto, Adriana Elizabeth, Ray W. Basrowi, Maria Ekowati, dan Kristin Samah. Menurut para inisiatornya, Indonesia mengalami darurat kesehatan jiwa.
Hal tersebut terlihat dari riset eksploratif yang dilakukan Kaukus pada Oktober 2023. Hasilnya menunjukkan bahwa ada tiga masalah yang menjadi dasar tingginya gangguan mental. Yakni stigma, lingkungan yang tidak ramah kesehatan jiwa sampai fenomena self-diagnosis.
Kristin Samah, salah satu inisiator Kaukus, mengajak para pemangku kepentingan untuk melakukan studi kesehatan jiwa terutama untuk menyikapi fenomena self-diagnosis yang banyak dilakukan kelompok remaja.
“Bagaimana kita bisa buat tools untuk mengukur happiness atau tingkat kesehatan jiwa dengan cara yang lebih sederhana tetapi bisa dipertanggungjawabkan,” kata Kristin.
Dalam kesempatan berbeda, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menuturkan bahwa ada 1 dari 10 orang di Indonesia mengalami gangguan jiwa. Ia mengatakan bahwa salah satu kesulitan yang ditemukan dalam penanganannya adalah deteksi dini yang lemah.
“Di Indonesia, 1 dari 10 yang terdeteksi (gangguan jiwa). Deteksi dini kita itu lemah sekali. Kalau gangguan jiwa ini masih sangat manual, jadi pakai kuisioner. Apakah dia punya anxiety sama depresi,” sebut Menkes dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (7/11).
Simak Video “Dampak Positif Merawat Kebersihan Diri pada Kesehatan Mental Anak“
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)
Source : health.detik.com
Alhamdulillahi Robbil Aalamiin, Allohumma Sholli Ala Rosulillah Muhammad Warhamna Jamii’a.